Makna Tauhid
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau menuturkan bahwa tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu ke negeri Yaman, maka beliau berpesan kepadanya, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi sekelompok orang dari kalangan Ahli Kitab, maka jadikanlah perkara pertama yang kamu serukan kepada mereka syahadat laa ilaha illallah.” Dalam sebagian riwayat disebutkan, “Supaya mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Read the rest of this entry »
Tag: Agama Islam, Amalan, Aqidah, Dakwah Rasul, Ibadah, Ikhlas, Iman, Islam, Kafir, Musyrik, Syirik, Tafsir Tauhid, Tauhid Uluhiyah
Pengertian Tauhid Rububiyah
Imam ar-Raghib al-Ashfahani rahimahullah berkata, “Akar kata dari Rabb adalah tarbiyah; yaitu menumbuhkan sesuatu dari satu keadaan kepada keadaan berikutnya secara bertahap hingga mencapai kesempurnaan.” (lihat al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an [1/245])
Read the rest of this entry »
Tag: Agama Islam, Aqidah, Iman, Islam, Kafir, Muslim, Musyrik, Sabar, Salafiyah, Sunnah, Tauhid, Tauhid Rububiyah, Wahabi
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Kami mengutus sebelum engkau [Muhammad] seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya; tidak ada ilah [yang benar] selain Aku, maka sembahlah Aku [saja].” (QS. Al-Anbiya’: 25)
Imam al-Baghawi rahimahullah menafsirkan makna perintah ‘sembahlah Aku’ dengan ‘tauhidkanlah Aku’ (lihat Ma’alim at-Tanzil, hal. 834)
Read the rest of this entry »
Tag: Aqidah, Doa, Ibadah, Iman, Islam, Kafir, Murtad, Musyrik, Salafi, Sunnah, Syirik, Tafsir Salaf, Tauhid
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; yaitu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)
Read the rest of this entry »
Tag: Aqidah, Cinta, Ibadah, Ikhlas, Iman, Islam, Kafir, Mahabbah, Pengertian Ibadah, Tauhid
Pengertian Islam
Islam dapat dipahami dengan memadukan beberapa pengertian. Pertama, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Islam adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, Muhammad adalah utusan Allah, kamu dirikan sholat, kamu tunaikan zakat, kamu berpuasa Ramadhan, dan kamu menunaikan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk melakukan perjalanan ke sana.” (HR. Muslim). Dan juga sabda beliau, “Islam itu dibangun di atas lima perkara: hendaknya Allah itu ditauhidkan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan haji.” (HR. Bukhari dan Muslim, ini lafazh Muslim). Kedua, Islam itu mencakup 3 unsur pokok: kepasrahan kepada Allah dengan bertauhid, tunduk kepada-Nya dengan melakukan ketaatan, dan berlepas diri dari kemusyrikan dan pelakunya. Ketiga, Islam dengan makna Iman yaitu lawan dari kekafiran, sebagaimana kaidah yang dikenal di kalangan para ulama bahwa apabila kata islam disebutkan secara sendirian maka ia sudah mencakup iman, demikian pula sebaliknya. Adapun apabila islam disebutkan bersamaan dengan iman maka keduanya menunjukkan dua hal yang berlainan. Untuk bisa memahami pembatal keimanan terlebih dulu harus dipahami pengertian iman.
Read the rest of this entry »
Tag: Akidah islam, Iman, Kafir, Murtad, Pembatal Islam, Sihir, Syirik
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat nanti dikatakan kepada orang kafir, ‘Apa pendapatmu seandainya kamu mempunyai emas sebesar bumi, apakah kamu mau menebus siksa dengannya?’. Maka dia mengatakan, ‘Ya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Sungguh, di dunia kamu telah diminta untuk melakukan sesuatu yang lebih mudah daripada itu.’.” (HR. Muslim)
Read the rest of this entry »
Tag: Iman, Kafir, Syirik, Syukur
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ وَاللَّفْظُ لِزُهَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ قَتَادَةَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يُحْشَرُ الْكَافِرُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَلَيْسَ الَّذِي أَمْشَاهُ عَلَى رِجْلَيْهِ فِي الدُّنْيَا قَادِرًا عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
قَالَ قَتَادَةُ بَلَى وَعِزَّةِ رَبِّنَا
Read the rest of this entry »
Tag: Akhirat, Kafir, Neraka, Siksa
Pertama
Mengingkari rububiyah atau salah satu kekhususannya atau mendakwakan diri memilikinya atau membenarkan orang yang mendakwakannya.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mereka (orang-orang kafir) berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. al-Jatsiyah : 24)
Read the rest of this entry »
Tag: Iman, Islam, Kafir, Murtad, Pembatal Islam
Pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan makna iman dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang yang memaknai iman secara bahasa hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada unsur menerima dan tunduk. Kata ’iman’ adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek), sedangkan tashdiq adalah fi’il muta’addi (butuh objek) (Lihat Syarh Arba’in, hal. 34)
Read the rest of this entry »
Tag: Iman, Islam, Kafir