Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu penolong.” (QS. Al-Ma’idah: 72)
Arsip Tag: Agama
Hakikat Agama Islam
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Kami mengutus sebelum engkau [Muhammad] seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya; tidak ada ilah [yang benar] selain Aku, maka sembahlah Aku [saja].” (QS. Al-Anbiya’: 25)
Makna Kalimat Syahadat

Kalimat laa ilaha illallah adalah kalimat yang sangat ringan diucapkan dengan lisan namun memiliki bobot yang sangat agung. Karena pada hakikatnya ia merupakan intisari ajaran Islam. Akan tetapi tentu saja kalimat ini bukan sekedar ucapan tanpa makna dan tanpa konsekuensi yang harus dijalankan (lihat Syarh Tafsir Kalimat at-Tauhid oleh Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah, hal. 5)
EMPAT KAIDAH DASAR [bagian 4]
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata:
Kaidah Pertama:
Satu hal yang semestinya engkau mengerti, bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengakui bahwasanya Allah adalah satu-satunya pencipta dan pengatur segala urusan. Meskipun demikian, hal itu belumlah memasukkan mereka ke dalam Islam.
Catatan Seputar Klasifikasi Tauhid
Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Seringkali dalam buku-buku tauhid kita menemukan istilah-istilah tauhid serta pembagiannya. Dan yang lebih sering lagi kita dengar ungkapan sebagian orang bahwa mereka juga mendakwahkan tauhid dan memprioritaskannya. Akan tetapi pada kenyataannya, mereka justru sibuk dengan masalah-masalah selainnya.
Kemuliaan Ilmu dan Ulama
Dari Abud Darda’ radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh keutamaan seorang ahli ilmu di atas ahli ibadah adalah laksana keutamaan bulan purnama di atas seluruh bintang-gemintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris nabi-nabi. Sedangkan para nabi tidak mewariskan uang dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu itu niscaya dia memperoleh jatah warisan yang sangat banyak.” (lihat Akhlaq al-‘Ulama)